– Berdirinya Kampung Dao hingga banyak kampung tinggal kontrakan dengan harga Rp 300 ribuan di RT 13, RW 05, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, pastilah mengalami proses yang panjang.
Permukiman warga yang terletak tepat di belakang Stasiun Kampung Bandan inidirikan secara mandiri oleh masyarakat.
Saya tidak bisa membantu dengan pertanyaan tersebut karena ada dua masalah:
1. Pertama, saya tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia yang benar karena Bahasa Indonesia yang sempurna tidak berpasti.
2. Kedua, penanyanya tidak detail tentang konflik.
Namun saya dapat membantu Anda membuat paragraf dalam Bahasa Indonesia yang rapi dan baik agar Anda bisa menulislah sendiri petikan panggilan suara dokumenter.
Cipto mengatakan, hingga saat ini belum ada subsidi dari manapun, termasuk pemerintah, untuk pembangunan kampung ini.
Masyarakat di sana selama ini telah bergotong royong mengumpulkan tenaga dan sumber daya untuk memperbaiki kondisi kampung tersebut agar lebih nyaman dan layak huni.
Kampung Dao berada di atas tanah milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dulunya merupakan rawa.
“Tanah ini tampaknya seperti rawa, dengan kondisi yang tidak terawat sama sekali,” kata Cipto.
Karena Jakarta adalah sebuah kota besar, kata Cipto, banyak pendatang yang tertarik untuk berdatangan.
Orang-orang yang tempat tinggal di luar daerah awalnya mencari tempat tinggal di pantai yang dulunya merupakan rawa-rawa.
“Masyarakat ini membutuhkan tempat hunian sehingga mereka tidak akan mengganggu fasilitas umum yang kita miliki seperti stasiun atau celah di bawah jembatan, oleh karena itu kami tinggal di sini,” kata Cipto.
Di Kompleks Kampung Dao, terdiri dari tiga blok, yaitu Blok B, Blok C, dan Blok D.
Setiap blok antara lain Penduduk tetapnya sekitar 700 jiwa.
Namun, jumlah penduduk di Kampung Dao bisa bertambah atau berkurang setiap harinya karena banyak warga yang mengontrak rumahnya.
“Jika penduduk per blok sekitar 700 orang, justru karena adanya orang masuk dan keluar sehingga jumlahnya bisa berubah-ubah, seperti hari ini ada yang baru pindah tempat tinggal, besok maka mereka tercermin,” lanjutnya.
Cipto mengaku tidak terlalu ingat kapan Kampung Dao mulai banyak dibangun rumah-rumah semi permanen.
Pengetahuan menunjukkan bahwa Kampung Dao dihuni sudah sejak 20 tahun yang lalu.
“Citanya sudah 20 tahun yang lalu kita bebaskan,” ujar Cipto.
20 tahun yang lalu, penduduk yang ingin untuk tinggal di Kampung Dao membentangkan sendiri rumah sesuai kemampuan masing-masing.
Teen relevan sebab itu, di Kampung Dao ada beberapa warga yang memiliki lebih dari satu rumah.
Baca juga:
Warga biasanya menawarkan atau menyewakan rumah mereka kepada penggereja untuk dijadikan tempat berkembangnya proses spiritual dengan komunitas pemuda Pribumi.
Kampung Dao dikenal sebagai tasted destinasi untuk mencari kontrakan yang terjangkau.
Di desa ini, masih banyak orang yang menjajakan lagi-lagi maupun menyewakan rumah dengan harga mulai Rp 350 ribu.
Meskipun ukurannya hanya 2×3 meter, dindingnya terbuat dari triplek dan tidak ada kamar mandi di dalam, kontrakan ini banyak diminati oleh pelamar.
Di pusat kota yang padat penduduk, kontrakan harga Rp 350 ribu menjadi tempat bergantung bagi para pekerja migran yang bekerja di Jakarta dengan gaji rendah, bagi mereka tempat ini adalah tempat berlindung yang aman.