media kartu di Indonesia, JAKARTA – Titik puncak dari arus balik lembur Lebaran tahun 2025 diperkirakan akan berlangsung pada tiga hari sebelumnya yaitu tanggal 28 Maret 2025. Dengan anggapan tersebut, jumlah mobilitas warga diyakini bisa menyentuh angka 12,1 juta orang.
work from anywhere
(WFA) atau kerja dari mana saja diimplementasikan.
Seiring meningkatnya jumlah kendaraan bergerak, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyarankan para pemudik agar tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrim yang bisa mempengaruhi kemajuan perjalanannya. Menurut data dari pengawasan BMKG, antara tanggal 10 sampai 14 Maret 2025, hujan deras bahkan mencapai titik kritis di beberapa daerah di Indonesia, dengan intensitas air hujan paling tinggi dicatat di Padang Pariaman, Sumatera Barat (210,0 mm), tepatnya pada tanggal 12 Maret 2025.
Di samping itu, Kepahiang, Bengkulu menerima curah hujan sebesar 153,0 mm, serta ada beberapa daerah di Jawa Barat yang melaporkan jumlah hujan lebih dari 100 mm dalam beberapa hari berturutan. Keadaan tersebut memperbesar kemungkinan terjadinya banjir, longsoran tanah, dan genangan air, hal ini bisa memiliki dampak signifikan pada lalu lintas transportasi darat, laut, maupun udara.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menggarisbawahi kebutuhan persiapan para pelancong untuk mengantisipasi situasi iklim yang berubah-ubah.
“Cuaca adalah elemen utama yang bisa mempengaruhi keamanan saat melakukan perjalanan pulang kampung. Karena itu, kami minta kepada masyarakat agar senantiasa memerhatikan perkiraan cuaca terbaru sebelum memulai petualangan, ini sangat penting buat pengendara mobil sendiri. Periksalah bahwa kendaraan Anda sudah siap dengan baik, pastikan tekanan angin pada ban sesuai standar, cek apakah semua sistem pencahayaan bekerja dengan normal, dan bawa juga perlengkapan darurat semacam ban serep atau alat komunikasi. Bila hujan deras melanda, lebih bijak jika kita menunda pergi sampai situasi menjadi tenang lagi dan cari lokasi berteduh yang aman dulu. Tetaplah jeli akan kondisi atmosfer ya,” ungkap Dwikorita di Jakarta, Minggu (16/3/2025).
BMKG mengamati bahwa kondisi iklim ekstrim yang berlangsung sebelumnya disebabkan oleh beberapa anomali atmosfir, seperti pola siklonik di wilayah perairan Indonesia, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), serta adanya gelombang atmosfer Rossby ekuatorial dan Kelvin.
Guswanto dari Deputi Bidang Meteorologi BMKG menyatakan bahwa gabungan berbagai elemen tersebut mengeraskan pembentukan awan hujan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko cuaca hujan deras sampai sangat ekstrim selama seminggu mendatang.
“Beberapa hari ke depan, kemungkinan hujan deras masih dapat terjadi di sejumlah daerah, khususnya di Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan. Para pemudik yang melewati area-area tersebut disarankan untuk lebih waspada, terlebih pada rute-rute rentan banjir dan longsor seperti Jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa jalan toll yang bisa saja terendam,” kata Guswanto.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani juga menyebutkan bahwa ada faktor lain berupa anomali temperatur permukaan laut yang cenderung lebih panas di wilayah perairan Indonesia. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar uap air dalam atmosfir, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan pembentukan awan hujan.
” Kami menekankan bahwa fenomena ini bisa menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan dalam beberapa hari mendatang. Karena itu, para pemudik yang menggunakan moda Transportasi darat, laut, atau udara harus tetap memantau perkembangan kondisi Cuaca melalui laporan BMKG dan sumber resmi lainnya,” jelas Andri.
Berikut ramalan cuaca untuk rentang tanggal 16 sampai dengan 23 Maret 2025 menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG):
• 16-18 Maret 2025: Diperkirakan akan ada hujan deras yang melanda di daerah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, serta Papua.
• 19-23 Maret 2025: Kemungkinan curah hujan tinggi di Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Bagian Tengah, Papua Pegunungan, serta Papua bagian Selatan.
Guswanto pun menegaskan bahwa orang-orang yang menggunakan moda transportasi udara maupun laut harus tetap memantau prakiraan cuaca di bandara serta dermaga tempat mereka akan tiba. Pasalnya, kondisi cuaca ekstrem semacam hujan lebat, angin kencang, dan ombak besar bisa berpotensi membuat terjadinya penundaan ataupun pencadangan keberangkatan pesawat dan kapal lautan.
“Pemudik yang akan melintasi jalur laut harus waspada terhadap risiko ombak besar dan angin kencang, terlebih di wilayah Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, serta area perairan seputaran Nusa Tenggara. Penumpang pesawat pun disarankan untuk tetap mencermati kemungkinan penundaan kegiatan akibat iklim tidak stabil di berbagai lapangan udara. Untuk alasan ini, kami minta kepada para pemudik agar selalu menjalin komunikasi dengan maskapai, pengelola dermaga, serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam upaya mendapat data cuaca terbaru pada setiap titik perjalanannya,” jelas Guswanto.