Dikenal Dermawan,Ini Sosok Fery Suwadi Tukang Bakso Bangun Jalan Desa Uang Pribadi Rp10 M

Fery alias Suwadi adalah seorang pedagang bakso.

Sam Ferry yang lebih akrab disapa Suwadi.

engusaha bakso ini.

Dia memiliki usaha Bakso Gunung Sam perahu yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

Saat ini, Bakso Gunung Sam Ferry telah membuka delapan cabang di Batam, yaitu di Jodoh, Batam Center, Batu Aji, Sagulung, Botania, Piayu, Tiban, dan Ruko Grand Junction.

Menurut laman Facebook Bakso Gunung Sam, Suwadi adalah nama asli Ferry.

Bayi Fibery mulai berjualan bakso semenjak lulus SMP.

Ia kemudian memutuskan menempuh peluang di Batam pada tahun 1992.

Awalnya, usahanya menjual bakso dimulai dengan berjualan sambil dipikul.

Akhirnya, karena rasa bakso yang lezat, usaha Ferry semakin maju dan berkembang pesat sehingga ia sekarang adalah penjual bakso sukses.


Dikenal Dermawan

Kepala RT 01/RW 16, Yuda Prasetyo menyebut industrial kebab siomay memberikan kebaikan.

Dia menyatakan bahwa Fery memang dikenal sebagai orang dermawan sejak dahulu kala, hal ini terbukti dari jasanya dalam memajukan desa.

Selain membangun jalan, Fery juga membangun masjid dan lapangan sepak bola di kampung halamannya.

Pak Fery ini sudah lama sifatnya dhuafa,” kata Yuda. “Tak hanya jalan saja yang dibangun, namun juga masjid, TPAQ, dan lapangan sepak bola yang dibantu Pak Fery.


Perbaikan Jalan Perdesaan sejak dari tahun 2017.

Ferry, penjual bakso asli dari Malang, juga memperbaiki jalan desa sejak tahun 2017.

Saats itu, mahasiswa dari departemen ilmu fisika yang lebih tinggi, dan sekitar 80ecal “KOP” membuat perencanaan komputer untuk manas TV.

Sekitar awal November 2024 lalu, kegiatan perbaikan jalan saat itu telah mencapai tahap kelima.

Panjang total jalan yang diperbaiki Ferry adalah lima kilometer dan lebar jalan adalah lima meter.

Pakar pembangunan jalan, Nardi, menduga Betty berkhawatir dengan kampong halamannya.

Oleh karena itu, Ferry memutuskan untuk memperbaiki jalan Dusun Segelan Sidomulya dengan menggunakan sumber daya pribadinya sendiri.

Pada kesempatan ini, Pak Ferry berbicara tentang keinginannya untuk meningkatkan kondisinya lingkungan setempat. Mungkin Pak Ferry juga khawatir karena wilayah kelahirannya masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan, ujar Nardi, warga dan pengelola pembangunan jalan tersebut, dikutip dari YouTube tvOneNews, Jumat (27/12/2024).

Berikut adalah suatu peristiwa yang menjadi perbincangan hangat di beberapa media sosial seperti Instagram akun @infoareakediri pada 26 Desember 2024.

Dalam video atau foto unggahannya, tampaklah kondisi jalan desa sebelum diperbaiki.

Jalan desa tersebut dekat-rusak, rusak parah dan sudah terlihat seperti tanah.

Kendaraan roda dua yang berjalanpun harus ditarik sebab tersangkutkan di tanah licin.

Vidio berikutnya menampilkan bagian jalan yang sudah selesai diperkeras, sehingga suhu permukaannya sudah mulus.

Dari informasi upload, pembangunan jalan ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan dana yang diinfosiasi oleh Ferry, pemilik bakso.

“Sahabatnya saya, Bapak Fery, adalah orang asli dari sini,” katanya, sambil juga mengemukakan identitas dirinya sebagai warga setempat dan kepala tukang yang menggarap pembangunan jalan, Kamis (26/12/2024), seperti dikutip dari Surya.co.id.

Sukri menjelaskan bahwa kondisi jalan rusak sudah terjadi sejak lima tahun yang lalu, yakni sejak tahun 2017 lalu. Untuk sekarang, kondisi jalan tampaknya hanya menyisakan lapisan batu bawahnya karena aspalnya sudah mengelupas, membuat pengendara tidak nyaman, terutama bagi warga setempat.

Warga juga mengajukan permintaan perbaikan jalan di desa, namun belum ada tindakan yang diambil.

“Pada tahun 2019, jalan ini mulai dibangun, tapi beberapa tahapan konstruksinya” ujar Sukri.

Sampai tahun 2024, perkembangan jalan di Dusun Segelan Sidomulyo mencapai tahap ke-5. Sekitar 1,5 kilometer jalan desa yang bergelombang kini sudah diaspal.

Sukri pun menyatakan bahwa dana yang disumbangkan Fery untuk membangun jalan ini adalah sekitar Rp 10 miliar.

Sementara itu, proses pengecoran jalan mendapat bantuan dari warga secara sukarela. Masyarakat ikut membantu mengecorkan jalan secara gotong royong.

Masyarakat lalu menyediakan konsumsi bergantian kepada pekerja.

“Terlalu mengecor di siang musim hujan, kita kehilangan waktu,” kata dia. Pembuat jalan menunda pekerjaan hingga November 2024 karena alasan musim hujan, sehingga masyarakat dilarang lagi-lagi mengecor jalan.

Diketahui, Ferry Suwadi adalah penduduk asli kota yang pernah merantau ke Batam selama sembilan tahun dan sekarang telah menjadi pemilik warung bakso.

Dia memiliki dua cabang bakso di Batam dengan nama Bakso Gunung.

Dirinya mendengar berita bahwa jalan desanya rusak, lalu ia memutuskan untuk memperbaiki jalan tersebut.

Ferry Suwadi biasanya memberikan uang untuk membeli material yang dibutuhkan dalam perbaikan jalan.

Sementara itu, pekerjaan penambalan jalan hanya dilakukan selama musim kemarau.

Hal ini karena.topografi daerahnya menciptakan tanah yang menyerupai lempung saat musim hujan, sehingga sulit dilumatkan.

Baca berita lainnya di

Ikuti dan Gabung di Saluran Whatsapp

Pos terkait