Jam Koma: Tren Baru di Kalangan Gen Z Indonesia, Apa Itu?

“Gaya penulisan jam koma” belakangan ini menjadi tren populer di kalangan Gen Z Indonesia, terutama di platform media sosial seperti TikTok dan X (situs yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter).

Kejadian ini menjadi perbincangan hangat setelah munculnya banyak video menunjukkan orang yang tampak tidak teliti atau sedang bermalasan di tempat umum.


Apa itu Jam Koma?

“Jam koma” dikenal sebagai kondisi ketika seseorang mengalami lelah maksimal, baik secara fisik maupun emosi, sehingga mereka mengalami keadaan tidak sadar atau sulit memahami apa yang sedang terjadi.

Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami kelelahan mental atau melakukan pekerjaan berpikir berlebihan, sehingga mereka melakukan suatu tindakan otomatis atau tidak sadar melakukan hal-hal yang seharusnya melakukan dengan sengaja.

Misalnya, ada seseorang yang pergi berbelanja di toko, tapi setelah melakukan pembayaran, ia melupakan barang belanjaannya.

Mereka menarik uang dari ATM, tetapi kemudian pergi tanpa mengambil uang atau kartu ATM tersebut.

Kemampuan ini sangat populer di TikTok dan X, karena orang-orang banyak berbagi pengalaman mereka ketika merasa lelah dan melakukan hal-hal aneh tanpa sadar di siang hari.


Kapan Koma Biasanya Melakukan Terjebak?

Menurut pengguna media sosial, “jam koma” biasanya terjadi sekitar pukul 14.00 hingga 16.00, atau di waktu malam larut.

Saat ini, orang-orang terlihat sibuk bermalam atau tidur siang, sering Salah mengetik, membuat kesalahan saat berbicara, atau tampak tidak fokus saat berdiskusi.

Salah satu tanda utama depresi klinis adalah ketika seseorang mengalami biduhan atau melamun yang berkepanjangan.

“.

Untuk mengatasinya, banyak yang merekomendasikan untuk memakan makanan manis atau melakukan kegiatan lain yang bisa membantu kembali fokus dan keluar dari kondisi seperti “keadaan begitu saja”.


Refleksi Kelelahan Jam Koma

Elektrik Tourism “biasa”amen kefarmasianBahkan beberapa review di pOrtolnscreens berpenampilapperluDalam beberapa bulan terakhir, saya mengalami insomnia “wanita” yang curiga.

Hal ini menunjukkan respons mereka terhadap lelahnya gaya hidup modern yang terlalu cepat.

Perhatian yang diberikan sebagian kalangan Gen Z terhadap istilah tersebut menyoroti kesulitan mereka dalam mencari keseimbangan antara kegiatan sehari-hari dan kebutuhan istirahat.

Fenomena “jam koma” memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik yang mungkin mempengaruhi produktivitas harian dan kesejahteraan mental.

Banyak hal yang menyebabkan stres, tetapi sering kali diamati terjadi akibat gaya hidup dan tekanan kerja yang dialami kalangan Gen Z.

Kebiasaan kelahiran Zen yang terlalu sering menggunakan teknologi, seperti menggulir media sosial berlebihan, menonton film sampai larut malam, atau begadang demi melihat konten TikTok, juga memicu kelelahan mental.

Perangkat notifikasi yang terus-menerus dan saran untuk selalu terhubung dapat menyebabkan ketegangan perhatian, yang pada akhirnya menyebabkan pribadi menjadi “teknologi hari-hari.”


Mencegah Jam Koma

“Jam Koma” bukan hanya sebuah istilah populer di kalangan Gen Z, tetapi juga menggambarkan pola hidup mereka yang lebih dinamis dan responsif dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan pemulihan.

Generasi Z sering menekuni gaya hidup yang sangat cepat, sementara harus menghadapi tekanan sosial yang besar di tiga bidang utama, yaitu akademik, karier, dan aspek personal.

Tuntutan untuk selalu sukses dan produktif sejak sekolah dini bisa menghasilkan tekanan dan kecemasan.

Gaya hidup yang sibuk dan merasa tidak pernah berhenti, serta keterlaluan dalam menyikapi pekerjaan dan istirahat, sering kali menyebabkan lelah fisik maupun mental, yang berujung pada munculnya fenomena yang dikenal “jam koma”.

Istilah ini mengacu pada kondisi di mana otak yang selalu aktif tetapi tubuh yang lelah. Akibatnya, seseorang kehilangan fokus dan lupa menyelesaikan tugas-tugas kecil.

Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya istirahat untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

Mengingat keseimbangan gaya hidup—cocok tidur yang cukup, makan makanan sehat, dan menemukan waktu untuk beristirahat—adalah kunci untuk mencegah “coma”.

Pola hidup modern yang semakin kencang menunjukkan bahwa generasi muda mungkin lebih rentan terhadap tekanan, sehingga penting bagi mereka untuk memprioritaskan perawatan diri.

Pos terkait