Liga Voli Korea – Dari Trauma Megawati Dkk Saat Jadi Pecundang 4 Laga Beruntun, Pelatih Red Sparks Juga Beri Respek Pemain Muda


BOLASPORT.COM – Pelatih JungKwanJang Red Sparks Daejeon, Ko Hee-jin, tidak melupakan rasa hormatnya kepada pemain muda yang menjadi pengganti sehingga membuat timnya lebih solid.

Perjalanan Red Sparks dalam Liga Voli Korea 2024-2025 dipenuhi dengan perubahan kinerja yang konstan dari para pemain ketika bermain di lapangan.

Pada hari Kamis, tanggal 26 Desember 2024 yang lalu, rekor menakjubkan masih dimiliki oleh tim yang dipakai oleh pelatih Ko Hee-jin.

Red Sparks berhasil mencapai kemenangan ketujuhnya secara beruntun setelah menundukkan Gwangju AI Pepper Savings Bank dengan skor minimal 3-2 (25-18, 21-25, 19-25, 25-19, 15-7).

Tim yang kuat Megawati Hangestri Pertiwi untuk mencapai bentuk rekor ini dipenuhi dengan usaha keras sekaligus menimbulkan hasil yang tidak terduga.

Sebelum menuju momen yang bahagia mana itu, Red Sparks pernah mencatatkan trend buruk dengan mengalami empat kekalahan berturut-turut dalam pertandingan-pertandingan mereka.

Tim Red Sparks sempat mengalami kebangkitan dengan mengalahkan GS Caltex Seoul KIXX, tapi kalah dari AI Pepper Savings Bank biasanya mereka menangkan.

Setelah mengalami kekalahan dalam putaran kedua, Red Sparks melakukan perlawanan yang hebat, terutama dari kombinasi atlet muda mereka, Megawati dan Vanja Bukilic, yang belum pernah kalah lagi.

Ko Hee-jin, juru taktik Red Sparks, membagikan kisah tentang kekalahan beruntun saat melawan AI Pepper Savings Bank lalu.


Baca Juga:

Seorang pria berusia 44 tahun itu menganggap penampilan timnya pada saat itu tidak bugar gagah, karena para pemain masih mencari sentuhan dan pengertian satu sama lain.

Akhirnya, kurangnya perpaduan tim pada waktu itu menyebabkan strategi yang telah disiapkan untuk mengalahkan lawan tidak menunjukkan hasil yang optimal di lapangan pertandingan.

Sekarang, suasana telah berubah, dan para pemain merasa nyaman menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.

(Pada empat pertandingan itu), ada beberapa pemain yang cedera dan kami belum sepenuhnya berkembang menjadi tim,” ujar Ko, seperti dilansir BolaSport.com dari situs TheSpike.

“Pada putaran ketiga, kami merasa meningkatkan permainan, para pemain juga mulai mengetahui bagaimana menghadapi lawan,” ucapnya.

Trauma dari kekalahan terus-menerus di empat pertandingan tersebut membuat Ko tidak pernah melupakan untuk menunjukkan rasa hormat sebesar-besarnya kepada seluruh anggota tim.

Penghormatan juga berlaku bagi pemain muda tangguh yang datang sebagai pendukung dari skuat cadangan tersebut.

Nama-nama seperti Shin Eun-ji dan Jeon Da-bin telah dipertimbangkan oleh Ko sebagai alternatif untuk membantu memudahkan tugas para pemain senior seperti Megawati, Bukilic dan kapten Yeum.

Ko memberikan kesempatan kepada mereka untuk turun lapangan setelah dia memperhatikan kerja keras dan perjuangan mereka dalam menjalani pelatihan di malam hari.

“Pemain cadangan, meskipun bukan pemain inti, juga sibuk berlatih, mereka menggunakan waktu luang untuk berlatih bahkan pada malam hari,” kata Ko menjelaskan.

Mereka menunjukkan kinerja yang luar biasa di sini, jadi kami masukkan ke dalam turnamen.

Para pemain cadangan juga berlatih dengan sangat teratur dan tekun, bekerja sama erat sebagai tim.

Aku juga ingin mengapresiasi keperdulian mereka dalam melakukan penelitian di lapangan dan tampil menonjol.

Tidaklah mudah bagi pemuda-pemuda untuk memiliki cara berpikir seperti itu, sebenarnya mereka berusaha keras dan saling bersaing.

“Semua orang mencoba membuat kontribusi mereka, pesepakbola senior pun menyampaikan hal itu kepada para pemuda,” ujarnya lagi.

Kehadiran anak muda ini pasti akan menjaga suasana tim Red Sparks yang kian hari semakin harmonis dan siap untuk menyelesaikan sisa kompetisi dengan baik.

“Hasilnya, suasana atmosfer tim menjadi lebih baik dan ini menjadi budaya yang baik,” ungkap Ko menjelaskan.

Saya ingin memberikan banyak apresiasi kepada para pemain atas kerja keras mereka.

Jika mereka terus melakukan hal itu, mereka akan dapat menempatkan diri mereka sebagai pemain yang kuat di liga.

“Tentu menyenangkan melihat mereka bekerja dengan keras sambil menyetuh diri mereka karena kekurangan mereka,” katanya.


Baca Juga:

Pos terkait